Agroteknologi.umsida.ac.id – Indonesia dan Rusia sepakat memperkuat kerja sama strategis di sektor pertanian, dengan fokus utama pada pengembangan teknologi pertanian modern. Kesepakatan ini diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, usai pertemuan bilateral antara Menteri Pertanian kedua negara di St. Petersburg, Rusia, pada Juni 2025.
Kerja sama ini menjadi langkah konkret Indonesia dalam mendorong modernisasi sektor pertanian nasional yang selama ini masih didominasi oleh metode tradisional. Rusia, sebagai negara dengan teknologi agrikultur maju dan sistem pertanian skala besar yang efisien, dinilai mampu menjadi mitra ideal untuk mentransfer pengetahuan dan teknologi.
Sistem pertanian Rusia yang mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi iklim juga menjadi keunggulan yang ingin diadopsi Indonesia guna meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan jangka panjang.
Dalam pembicaraan tersebut, Rusia menawarkan kerja sama dalam berbagai komoditas pertanian penting, termasuk peternakan sapi, gandum, gula, dan pupuk. Di sisi lain, Indonesia menyambut baik tawaran ini dan juga memberikan peluang kerja sama dalam bidang ekspor pupuk dan pengembangan teknologi pertanian. Sinergi ini diharapkan dapat saling menguntungkan dan menciptakan ekosistem pertanian yang lebih kuat bagi kedua negara.
Tantangan dan Solusi Logistik

Meski terdapat tantangan logistik, khususnya dalam pengiriman ternak hidup dari Rusia ke Indonesia karena jarak geografis yang lebih jauh dibandingkan dengan mitra tradisional seperti Australia, kedua negara menyatakan komitmennya untuk mencari solusi bersama. Hal ini termasuk kajian terhadap jalur distribusi, efisiensi biaya logistik, hingga kerja sama dalam bentuk investasi industri peternakan di Indonesia.
Perbedaan musim dan kondisi geografis antara Indonesia dan Rusia justru menjadi peluang besar yang saling melengkapi dalam produksi pangan. Di saat Rusia mengalami musim dingin dan pengurangan produksi pertanian, Indonesia dengan iklim tropisnya dapat terus memproduksi berbagai komoditas.
Sebaliknya, Rusia dapat menjadi sumber pasokan bahan pangan seperti gandum dan daging yang belum maksimal diproduksi di dalam negeri. Kolaborasi ini dipandang strategis untuk membangun ketahanan pangan bersama.
Rencana Tindak Lanjut dan Kerja Sama Lanjutan
Sebagai tindak lanjut, Menteri Pertanian Rusia telah mengundang Menteri Pertanian Indonesia, Andi Amran Sulaiman, untuk menghadiri pertemuan lanjutan di Moskow pada Oktober 2025. Agenda pertemuan tersebut mencakup pembahasan kemitraan konkret, seperti peningkatan investasi Rusia di sektor gula, pembukaan akses ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia ke Rusia, pembangunan industri pupuk bersama, serta penguatan kerja sama dalam perdagangan daging.
Tak hanya aspek perdagangan, kerja sama ini juga akan menyentuh bidang teknis seperti riset, pelatihan tenaga ahli pertanian, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, hingga promosi produk pertanian bersama di pasar global. Nota Kesepahaman (MoU) sedang dalam proses penyusunan sebagai dasar hukum untuk merealisasikan berbagai program kerja sama tersebut secara formal dan berkelanjutan.
Dalam konteks perdagangan, Indonesia mencatatkan surplus dalam sektor pertanian dengan Rusia. Dari total nilai perdagangan sektor pertanian yang mencapai 677 juta dolar AS, Indonesia meraih surplus sebesar 624 juta dolar AS. Angka ini mencerminkan potensi besar yang masih dapat dikembangkan lebih jauh melalui kerja sama yang lebih terstruktur dan komprehensif.
Sinergi Bilateral dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Modernisasi Pertanian

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto juga menegaskan pentingnya sinergi ini sebagai salah satu pilar utama hubungan bilateral kedua negara. Dalam pertemuan kenegaraan, Putin menyatakan bahwa hubungan Rusia dan Indonesia terus berkembang positif, dengan peningkatan volume perdagangan dan potensi kolaborasi lintas sektor, termasuk pertanian, energi, dan teknologi.
Melalui kemitraan ini, Indonesia berharap dapat mempercepat transformasi sektor pertanian, meningkatkan hasil produksi, serta memperkuat ketahanan pangan nasional. Selain itu, peningkatan ekspor kelapa sawit ke pasar Rusia dinilai sebagai peluang strategis bagi petani sawit Indonesia dan sebagai sumber pendapatan devisa yang baru bagi negara.
Kerja sama Indonesia-Rusia di sektor pertanian bukan hanya menjadi simbol hubungan bilateral yang solid, tetapi juga menjadi momentum penting untuk mengakselerasi modernisasi dan kedaulatan pangan nasional. Dengan semangat gotong royong dan saling melengkapi, kedua negara diharapkan dapat menciptakan masa depan pertanian yang lebih inovatif, tangguh, dan berdaya saing tinggi di kancah global.
Sumber : Magomedov, M. (2021). Russian and Indonesian Economic Cooperation by the Russian Perspective. Eurasia: Economics & Business, 12(54). Diakses dari https://econeurasia.com/issue-2021-12/article_06.pdf.
Penulis : Shaffira Bella Shakinah
Editor : Annifa Umma’yah Bassiroh