Agroteknologi.umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) melalui Program Studi Agroteknologi kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pendidikan pertanian modern. Pada Selasa (19/11/2024)
Pelatihan hidroponik diadakan untuk 126 siswa dari SMP Bilingual Terpadu 2 Krian. Kegiatan ini dirancang untuk memperkenalkan metode bercocok tanam ramah lingkungan sekaligus menanamkan wawasan keberlanjutan sejak usia dini.
Pelatihan ini merupakan kali kelima yang diadakan oleh Prodi Agroteknologi Umsida. Dengan mengombinasikan teori dan praktik langsung, kegiatan ini berhasil memberikan pengalaman belajar yang menarik dan inspiratif bagi para siswa. Menurut panitia, pelatihan ini tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Hidroponik: Solusi untuk Tantangan Pertanian Masa Kini
Hidroponik merupakan teknik bercocok tanam modern tanpa menggunakan tanah, melainkan media air yang diperkaya dengan nutrisi. Metode ini semakin relevan di tengah tantangan global seperti keterbatasan lahan dan perubahan iklim. Kepala SMP Bilingual Terpadu 2 Krian, Muhammad Ulil Albab SPdI, menyatakan apresiasinya terhadap pelatihan ini.
“Metode seperti hidroponik adalah solusi nyata di tengah urbanisasi yang terus berkembang. Siswa kami belajar langsung bahwa pertanian modern dapat menjawab kebutuhan pangan sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan,” ungkapnya.
Menurutnya, memperkenalkan teknologi ini sejak dini adalah langkah penting untuk menciptakan generasi yang peduli terhadap masalah global. Ia juga berharap kerja sama antara pihak sekolah dan Umsida dapat terus berlanjut demi memperkaya wawasan siswa.
Pelatihan Hidroponik: Membangun Generasi Inovatif
Kegiatan ini diawali dengan sambutan oleh Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Umsida, Dr. Ir Jamaaludin MM, yang menegaskan pentingnya teknologi pertanian dalam menciptakan masa depan yang lebih baik. “Pelatihan ini bukan sekadar mengenalkan hidroponik, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk memahami peran strategis teknologi dalam mengatasi berbagai tantangan global,” ujarnya.
Ketua Prodi Agroteknologi, M. Abror SP MM, memberikan materi utama tentang manfaat dan teknik hidroponik. Ia menyoroti efisiensi penggunaan air hingga 90% lebih hemat dibandingkan pertanian konvensional, serta kemampuan metode ini untuk menghasilkan panen yang lebih optimal di lahan terbatas. “Kami ingin menunjukkan bahwa hidroponik adalah inovasi yang dapat diterapkan mulai dari skala rumah tangga hingga komersial,” jelasnya.
Setelah sesi teori, peserta diajak untuk langsung mempraktikkan teknik yang baru dipelajari. Dengan panduan dari Asisten Laboratorium (Aslab), siswa mencoba menanam cabai menggunakan sistem hidroponik sederhana. Proses ini menciptakan antusiasme tinggi dari para peserta. Salah satu siswa mengungkapkan, “Ternyata menanam dengan hidroponik tidak sulit dan sangat menarik. Saya ingin mencobanya di rumah.”
Komitmen pada Keberlanjutan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Pelatihan hidroponik ini sejalan dengan komitmen Umsida terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam bidang penanganan perubahan iklim (SDGs 13) dan keberlanjutan ekosistem daratan (SDGs 15). Hidroponik bukan hanya teknik bercocok tanam modern, tetapi juga salah satu upaya untuk melestarikan bumi.
Menurut Dr. Jamaal, kegiatan ini adalah bagian dari misi jangka panjang Umsida dalam mendukung pendidikan berbasis keberlanjutan. “Kami ingin menginspirasi generasi muda untuk memahami pentingnya berkontribusi dalam menjaga lingkungan. Hidroponik adalah langkah kecil yang dapat memberi dampak besar jika dilakukan secara konsisten,” ujarnya.
Pelatihan diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai simbol kolaborasi antara pihak sekolah dan Umsida. Melalui kegiatan ini, para siswa diharapkan tidak hanya mendapatkan keterampilan baru tetapi juga semangat untuk terus belajar dan berinovasi dalam dunia pertanian modern.
Dengan program seperti ini, Umsida terus berperan aktif dalam mendukung transformasi pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan tantangan global. Generasi muda, seperti siswa SMP Bilingual Terpadu 2 Krian, menjadi agen perubahan yang diharapkan dapat menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Penulis: Ifa