Agroteknologi.umsida.ac.id – Sawi pagoda (Brassica nanirosa L.) adalah salah satu sayuran bernutrisi tinggi yang memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan vitamin A, mendukung kesehatan mata, dan meningkatkan kualitas pola makan masyarakat. Permintaan akan sawi pagoda terus meningkat, terutama karena penggunaannya di berbagai sektor seperti supermarket, hotel, dan restoran.
Namun, produksi sawi pagoda masih tergolong terbatas. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitasnya adalah dengan penggunaan pupuk organik, seperti pupuk kandang kambing dan pupuk organik cair (POC) dari bonggol pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas kombinasi kedua pupuk ini dalam mendukung pertumbuhan dan hasil panen sawi pagoda.
Metode Penelitian dan Kombinasi PupukPenelitian dilakukan selama tiga bulan, dari Februari hingga April 2022, di Desa Ketimang, Sidoarjo. Dua jenis pupuk diuji dalam penelitian ini: pupuk kandang kambing dengan dosis 0 ton/ha, 20 ton/ha, dan 40 ton/ha, serta POC bonggol pisang dengan konsentrasi 0 ml/l air, 50 ml/l air, dan 100 ml/l air. Desain penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan pola faktorial.
Benih sawi pagoda disemai menggunakan media rockwool sebelum dipindahkan ke polybag. Aplikasi POC dilakukan setiap enam hari sekali, sementara pupuk kandang dicampurkan ke dalam media tanam. Parameter yang diukur meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, berat basah, berat kering, dan indeks panen.
Hasil dan Analisis Data
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk kandang kambing memiliki pengaruh signifikan terhadap berbagai aspek pertumbuhan tanaman, sedangkan POC bonggol pisang memberikan pengaruh terbatas.
- Tinggi Tanaman: Pemberian pupuk kandang kambing dengan dosis 40 ton/ha menghasilkan tanaman tertinggi pada umur 42 HST (hari setelah tanam) hingga 49 HST. Tanaman tumbuh lebih cepat dibandingkan perlakuan tanpa pupuk kandang.
- Diameter Batang dan Jumlah Daun: Dosis pupuk kandang kambing yang tinggi meningkatkan diameter batang dan jumlah daun. Semakin banyak daun yang terbentuk, semakin optimal proses fotosintesis tanaman.
- Berat Basah dan Kering: Tanaman dengan pupuk kandang kambing 40 ton/ha memiliki berat basah dan kering tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pupuk tersebut efektif dalam menyediakan nutrisi untuk pembentukan biomassa.
- POC Bonggol Pisang: Meskipun mengandung nutrisi seperti nitrogen, POC bonggol pisang tidak memberikan pengaruh signifikan pada semua variabel pengamatan. Hal ini mungkin disebabkan oleh dosis POC yang terlalu rendah atau kebutuhan nitrogen yang lebih tinggi pada tanaman sawi pagoda.
Implikasi dan RekomendasiPenelitian ini menegaskan pentingnya pupuk kandang kambing sebagai sumber nutrisi utama dalam meningkatkan hasil panen sawi pagoda. Pupuk ini tidak hanya meningkatkan kesuburan tanah tetapi juga mendukung pertumbuhan tanaman secara signifikan. Sebaliknya, meskipun POC bonggol pisang memiliki potensi, penggunaannya perlu ditingkatkan dosisnya agar memberikan dampak yang lebih nyata.
Ke depan, penggunaan pupuk organik seperti ini dapat menjadi alternatif ramah lingkungan untuk menggantikan pupuk kimia yang sering merusak tanah. Selain itu, kombinasi kedua jenis pupuk ini dapat dioptimalkan melalui penelitian lebih lanjut untuk menemukan dosis yang lebih efektif.
Penggunaan pupuk kandang kambing dengan dosis tinggi terbukti efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen sawi pagoda, terutama dalam aspek tinggi tanaman, diameter batang, dan berat basah serta kering tanaman. Sementara itu, POC bonggol pisang membutuhkan optimasi lebih lanjut agar dapat memberikan manfaat yang signifikan. Inovasi dalam pengelolaan pupuk organik ini memberikan peluang besar untuk meningkatkan produktivitas pertanian yang berkelanjutan.
Sumber: Jurnal, Freepik
Penulis: Ifa