Ampas Kopi Jadi Solusi Pertanian Ramah Lingkungan: Selada Batavia Tumbuh Subur tanpa Pupuk Kimia

Agroteknologi.umsida.ac.id – Limbah dapur seperti ampas kopi kini tak lagi dianggap sebagai sampah tak berguna. Dua peneliti dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Intan Rohma Nurmalasari dan Solvia Rosa Ayunda Maharani, berhasil mengungkap potensi besar ampas kopi sebagai pupuk organik cair (POC) yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman selada batavia (Lactuca sativa Var. Longifolia).

Penelitian ini tidak hanya menjadi jawaban atas tingginya ketergantungan petani pada pupuk kimia, tetapi juga menjadi terobosan untuk mendukung pertanian yang lebih berkelanjutan.Dilatarbelakangi oleh rendahnya produksi selada dalam negeri dan tingginya permintaan pasar, riset ini menawarkan pendekatan yang ramah lingkungan.

Pupuk kimia yang selama ini menjadi andalan petani terbukti merusak struktur tanah dan menyebabkan penurunan kesuburan. Di sisi lain, ampas kopi mengandung nutrisi penting seperti nitrogen (2,28%), fosfor (0,06%), dan kalium (0,6%), serta mineral seperti magnesium dan kalsium yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

Konsentrasi dan Interval yang Tepat Berpengaruh Signifikan
Ilustrasi : AI

Penelitian dilakukan di lahan percobaan Umsida, Desa Modong, Sidoarjo, dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Dua faktor utama diuji: konsentrasi POC ampas kopi (150, 200, 250, dan 300 ml/L) dan interval pemberian (3, 6, dan 9 hari sekali). Masing-masing perlakuan diulang tiga kali untuk memperoleh hasil yang akurat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 200 ml/L menjadi dosis paling efektif untuk pertumbuhan optimal selada batavia. Sementara itu, interval pemberian setiap 6 hari sekali juga memberikan hasil terbaik secara signifikan dibanding interval lainnya.

Beberapa temuan penting dalam penelitian ini antara lain:

  • Tinggi tanaman tertinggi dicapai pada konsentrasi 200 ml/L, yaitu 18,05 cm.
  • Jumlah daun terbanyak sebesar 18,22 helai pada perlakuan yang sama.
  • Berat basah tanaman tertinggi 73,39 gram.
  • Berat kering tanaman mencapai 4,30 gram.
  • Volume akar tertinggi tercatat sebesar 4,67 ml.

Meskipun indeks panen tidak menunjukkan perbedaan signifikan, nilai tertinggi tetap ditemukan pada kombinasi konsentrasi 200 ml/L dan interval 6 hari sekali, yang menandakan nilai ekonomis lebih baik dari sisi efisiensi pertumbuhan.

Ampas Kopi Limbah Bernutrisi Tinggi dan Mudah Dibuat
Ilustrasi : AI

Proses pembuatan pupuk cair dari ampas kopi cukup sederhana. Dalam penelitian ini, 4 kg ampas kopi dicampur dengan 36 L air leri, 200 ml EM-4, dan 20 gram gula pasir, kemudian difermentasi selama 30 hari. Proses fermentasi dilakukan di tempat tertutup dengan pengadukan rutin setiap tiga hari untuk mencegah tekanan gas berlebih.

Kelebihan POC dari ampas kopi bukan hanya pada kandungan gizinya, tetapi juga pada kemampuannya memperbaiki struktur tanah. Campuran tanah dan pupuk kandang sebagai media tanam terbukti mendukung pertumbuhan akar yang optimal. Media tanam yang gembur dan penyiraman yang teratur menjadi faktor pendukung keberhasilan pertumbuhan tanaman.

“Tanaman membutuhkan keseimbangan nutrisi dan oksigen untuk bisa tumbuh secara optimal. Ampas kopi memberikan keduanya dengan efisien,” tulis peneliti dalam kesimpulannya.

Menuju Pertanian Mandiri dan Berdaya Guna

Penelitian ini menjadi bukti bahwa limbah rumah tangga memiliki potensi besar dalam dunia pertanian. Dengan memanfaatkan bahan-bahan sederhana dan mudah diperoleh, petani bisa menghemat biaya sekaligus menjaga kesuburan tanah. POC  (Pupuk Organic Cair) dari ampas kopi dapat diaplikasikan tidak hanya pada selada, tapi juga tanaman hortikultura lain yang membutuhkan nutrisi tinggi dan pertumbuhan cepat.

Penelitian ini juga menyadarkan pentingnya penggunaan pupuk secara tepat dosis dan tepat waktu. Pemberian pupuk berlebihan bisa menyebabkan kerusakan akar, klorosis, bahkan kematian tanaman. Sementara pemberian pupuk yang jarang akan membuat tanaman kekurangan unsur hara penting.

Dengan hasil yang menjanjikan, penelitian ini diharapkan dapat diimplementasikan lebih luas oleh para petani dan praktisi pertanian. Selain ramah lingkungan, penggunaan POC ampas kopi juga mendorong prinsip ekonomi sirkular, yaitu memanfaatkan kembali limbah menjadi produk bernilai guna tinggi.

Sumber: Nurmalasari, I. R., & Maharani, S. R. A. (2024). Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Batavia pada Pemberian Pupuk Organik Cair Ampas Kopi. Jurnal Riset Sains dan Teknologi, 8(2), 203–212.

Penulis : Fara Putri Amalia

Editor: Annifa Umma’yah Bassiroh