Optimasi Nutrisi Mangan untuk Produksi Pakcoy yang Lebih Optimal

Agroteknologi.umsida.ac.id – Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah salah satu jenis sayuran yang memiliki kandungan gizi tinggi, seperti vitamin C, K, dan mineral penting. Sebagai tanaman yang semakin diminati, permintaan terhadap pakcoy terus meningkat setiap tahun. Namun, tantangan seperti keterbatasan lahan dan kebutuhan nutrisi yang optimal sering menjadi penghambat produktivitas tanaman ini. Menjawab tantangan tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Alfianita Febri Roudhotul Jannah dan tim dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengeksplorasi penggunaan pupuk mangan (Mn) dalam sistem hidroponik wick. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mangan terhadap pertumbuhan, produksi, dan kandungan klorofil pada tanaman pakcoy.

Pentingnya Mangan dalam Pertumbuhan Tanaman

Mangan adalah unsur hara mikro yang berperan penting dalam proses fotosintesis dan pembentukan klorofil. Kekurangan mangan dapat menyebabkan gejala klorosis pada daun muda, yang berdampak pada terganggunya metabolisme tanaman. Sebaliknya, kelebihan mangan dapat menjadi racun bagi tanaman, menyebabkan daun mengering dan struktur sel terganggu. Oleh karena itu, pemberian mangan dalam dosis yang tepat sangat penting untuk memastikan pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimal.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK) dengan satu faktor utama, yaitu dosis pupuk mangan. Terdapat empat perlakuan dosis mangan yang diuji:

  1. Mn0 (tanpa mangan),
  2. Mn1 (50 ppm),
  3. Mn2 (100 ppm), dan
  4. Mn3 (150 ppm).

Setiap perlakuan dilakukan dengan empat ulangan, sehingga total terdapat 16 satuan percobaan. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, diameter batang, berat basah, berat kering, dan kandungan klorofil. Analisis data dilakukan dengan sidik ragam (ANOVA), dilanjutkan dengan uji Tukey pada taraf 5%.

Tanaman pakcoy ditanam dalam sistem hidroponik wick menggunakan media rockwool. Nutrisi diberikan melalui larutan hidroponik yang dicampur dengan pupuk mangan sesuai dosis perlakuan. Proses pengamatan dilakukan selama 35 hari setelah tanam (HST).

Hasil Penelitian

1. Pertumbuhan Tanaman

  • Tinggi Tanaman: Perlakuan Mn1 (50 ppm) memberikan hasil tertinggi pada umur 35 HST, yaitu 20,48 cm, menunjukkan bahwa mangan dalam dosis sedang mampu mendukung pertumbuhan vegetatif secara optimal.
  • Diameter Batang: Diameter batang terbesar juga tercatat pada perlakuan Mn1 dengan rata-rata 18,98 mm pada 35 HST.

2. Produksi Tanaman

  • Berat Basah: Perlakuan Mn3 (150 ppm) menghasilkan berat basah tertinggi sebesar 98,74 gram per tanaman. Namun, peningkatan dosis mangan cenderung memberikan pengaruh negatif pada variabel lainnya, seperti berat kering.
  • Berat Kering: Tidak terdapat pengaruh signifikan pada berat kering di semua perlakuan mangan.

3. Kandungan Klorofil

Pemberian mangan memberikan dampak signifikan terhadap kandungan klorofil tanaman pakcoy:

  • Klorofil A: Konsentrasi klorofil a tertinggi (10,06 mg/L) ditemukan pada perlakuan Mn1 (50 ppm), meningkat sebesar 29,18% dibandingkan tanpa mangan.
  • Klorofil B: Kandungan klorofil b tertinggi tercatat pada perlakuan Mn2 (100 ppm) dengan 3,337 mg/L.
  • Total Klorofil: Perlakuan Mn3 (150 ppm) memberikan total klorofil tertinggi sebesar 12,85 mg/L, meningkat sebesar 21,68%.

Diskusi: Optimalisasi Penggunaan Mangan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mangan memiliki efek signifikan terhadap pertumbuhan dan kandungan klorofil tanaman pakcoy. Pada konsentrasi rendah hingga sedang (50–100 ppm), mangan meningkatkan aktivitas fotosintesis dan produksi biomassa. Namun, pada konsentrasi tinggi (150 ppm), mangan dapat menyebabkan toksisitas yang menghambat beberapa parameter pertumbuhan tanaman.

Sistem hidroponik wick terbukti menjadi metode efektif untuk mengoptimalkan pemberian nutrisi pada tanaman pakcoy. Sistem ini memungkinkan tanaman menyerap nutrisi secara langsung melalui air, meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Selain itu, penelitian ini menegaskan pentingnya pengelolaan dosis pupuk mikro untuk menghindari efek toksisitas.

Implikasi dan Pengembangan

Penelitian ini memberikan rekomendasi praktis bagi petani dan pelaku agribisnis untuk meningkatkan produktivitas pakcoy dengan pendekatan yang ramah lingkungan. Penggunaan mangan dalam dosis 50–100 ppm dapat diintegrasikan dalam skema budidaya hidroponik untuk meningkatkan hasil panen.

Ke depan, penelitian lanjutan dapat difokuskan pada kombinasi mangan dengan pupuk mikro lain, seperti seng (Zn) atau besi (Fe), untuk melihat sinergi antarunsur hara. Selain itu, studi tentang stabilitas mangan dalam larutan hidroponik serta efeknya pada berbagai jenis tanaman hortikultura juga sangat diperlukan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pupuk mangan efektif meningkatkan pertumbuhan, produksi, dan kandungan klorofil pada tanaman pakcoy dalam sistem hidroponik wick. Konsentrasi mangan 50 ppm memberikan hasil terbaik untuk tinggi tanaman, diameter batang, dan klorofil a, sementara konsentrasi 150 ppm memberikan hasil tertinggi pada total klorofil. Dengan pengelolaan nutrisi yang tepat, sistem hidroponik dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat.

Sumber: Effectiveness of Manganese (Mn) on Growth, Production, and Chlorophyll Content of Mustard Greens (Brassica rapa L.) with Wick System Hydroponic.

Penulis: Ifa